Jumat, 23 September 2016

PVC Tin Whistle



” Ibu kita Kartini, Putri sejati
Putri Indonesia, Harum namanya ”
(W.R. Supratman)



                Salam Sederhana.
                Yap… bertemu lagi dengan tulisan dan cerita di blog ini. Bagaimana kabar pembaca? Semoga semuanya senantiasa sehat walafiat serta tetap semangat untuk mencari dan menambah wawasan tentang hal – hal yang positif dan baik, terutama yang berhubungan dengan Musik khususnya Seruling.
Teman-teman pembaca mungkin (kalo angkatan kelahirannya sama kaya saya yaitu sekitar tahun 90 an) mengalami mata pelajaran musik yang menjadikan lagu nasional berjudul “Ibu Kita Kartini” sebagai bahan ulikan (apa yah bahasa bakunya buat kalimat ngulik lagu?). Dan salah satu dari alat instrument peraganya yaitu Seruling Recorder. Nah dipostingan kali ini saya hendak berbagi sekaligus bercerita tentang pengalaman seputar pembuatan Seruling berbahan PVC tapi bukan Seruling Recorder, tapi Tin Whistle khas Irlandia/Celtic/Irish.
Sekedar info, Seruling Recorder jenis Seruling yang dimainkan secara vertical dan menurut data yang saya baca dan temukan (kebanyakan bahasa inggris yang penulis rada blah-bloh hahahah) secara online, berasal dari benua Eropa nun jauh di sana. Berbahan dasar kayu seperti Rosewood, Cedar dan jenis kayu yang berasal dari negeri 4 musim. Secara detail bahan kayu untuk recorder saya belum sepenuhnya tahu karena banyak varian bahan kayu yang digunakan. Kalau yang umum dibuat (secara pabrikan) sekarang berbahan plastic ABS atau bahan plastic yang ramah lingkungan. Seruling Recorder kalau menurut saya merupakan salah satu instrument musik tiup yang mudah digunakan oleh pemula (walaupun sampai saat ini saya sendiri tidak pernah lancar kalo maen Recorder, parah). Hal ini dikarenakan lubang tiup (embouchure hole) yang modelnya seperti Peluit (whistle) dan sudah tersedianya lubang jalur untuk tiupan anginnya. Tidak seperti Seruling Stanless dan Seruling Bangsing yang dimainkan dalam posisi horizontal serta membutuhkan latihan extra untuk mendapatkan posisi tiupan. 

Yamaha Recorder


7 lubang di depan.


1 lubang di belakang

Lubang nada Kromatik C# dan D ( paling bawah) dan  D# dan E ( kedua dari bawah)
https://en.wikipedia.org/wiki/Tin_whistle
Selain Seruling Recorder ada beberapa daerah di eropa sana yang memiliki alat tiup seruling yang secara struktur bentuk sama, perbedaannya lebih ke tangga nada yang digunakan dan perbedaan bentuk dekorasinya. Nama seruling  tersebut adalah Tin Whistle. Biasanya tin whitle digunakan dalam komposisi music rakyat di Irlandia (hingga biasanya di sebut suling irlandia). Tangga nada yang digunakan adalah D dengan 6 lubang nada, berbahan stainless anti karat dengan kepala tiup berbahan plastik. Ukuran yang biasa dijual tersedia dalam 2 ukuran yaitu D tinggi dan D rendah. Perbedaan ukuran juga terlihat di jarak lubang serta ukuran dan panjang serulingnya. Tentang tin whistle bisa diakses oleh pembaca di situs Wikipedia https://en.wikipedia.org/wiki/Tin_whistle dan Search di situs pencari online Google dengan kata kunci “Tin Whistle”, “feadog”, “Penny whistle”, “ irish flute”.


Seperti yang disampaikan lewat curhatan diatas tentang data yang diperoleh melalui dunia maya dan juga lewat pengamatan yang dilakukan pada seruling recorder milik penulis dan tin whistle milik seorang teman, akhirnya saya mencoba membuat sendiri seruling dengan model tin whistle. Kenapa malah membuat Tin whistle? Karena secara struktur dan bentuknya  mudah dibuat dan lebih sederhana. Kalau Recorder kan sudah punya jadi saya bikin model lain , lagipula untuk sebuah Tin Whistle harganya lumayan juga (hehehe tetep yah. Dana minim tapi pengen wah. Hahahahha) dan tentunya berbahan PVC.

Bahan yang saya gunakan untuk pembuatan Tin whistle ini antara lain:
  • PVC berdiamater dalam 1,5 cm dan 2 cm. ukuran pvc ini biasanya tersedia dengan kode standar PVC ukuran 5/8 namun berbeda merek pvc maka biasanya ada perbedaan diameter lingkar dalam. pvc yang biasa saya gunakan untuk ukuran 2 cm adalah merek Aqualon 5/8 20mm ,untuk ukuran 1,5 cm mereknya bebas asalkan yang berwarna abu - abu.
  • Stik drum (yang murah aja) ukuran diameter 1,5 cm.
  • Perkakas pertukang yang mendukung pembuatan seruling.

Untuk data dan tutorial yang saya dapat untuk membuat Tin Whitle ini saya (sangat rajin) mengunjungi laman situs http://www.ggwhistles.com/howto/ . Tapi masalah yang muncul adalah ukuran pipa pvc yang saya punya dan yang tercantum di situs tersebut berbeda beberapa millimeter. Tapi namanya juga belajar, bilamana praktek tidak sama dengan teori yang tertulis maka perlu penyesuaikan. Untuk seruling ini saya membuat dengan tangga nada D high. Namun pada contoh di situs GG whistle mencantumkan ukuran pipa pvc berdiameter dalam  13 mm. Sedangkan yang saya miliki berukuran diameter dalam 15 mm. Awalnya saya memaksakan membuat dengan ukuran pipa yang saya punya dan menerapkan standar ukuran lubang nada, lubang tiup dan panjang pipa. Dan menghasilkan beberapa kegagalan yang lumayan membuat pikiran stress. Kesalahan seputar efektifitas suara dan timbre suara yang dihasilkan belum tercapai, kenyamanan penjarian, dan beberapa detail yang saya anggap sepele pada awalnya.

http://www.ggwhistles.com/howto/index.html
Perbedaan yang hanya 2 mm ini membuat berpengaruh pada hasil PVC Tin whistle saya. perbedaan tersebut antara lain:
  • Untuk mendapatkan nada D panjang pipa dari lubang whistle pada gambar diatas adalah 268 mm atau 26,8 cm menggunakan ukuran diameter pipa 13 mm. Pada seruling saya yang menggunakan diamter 15 mm panjang pipanya menjadi 257 mm.
  • lubang tiup pada gambar diatas adalah 4 x 8 mm. pada tin whistle saya menjadi 5 x 6 mm.
  • lubang nada pun terpengaruh karena adanya perbedaan panjang pipa. pada tin whistle saya menjadi (lubang paling kanan 225 mm) :
  1. 225 mm menjadi 204 mm ( E )
  2. 199 mm menjadi 180 mm (F#)
  3. 181 mm menjadi 164 mm (G)
  4. 154 mm menjadi 140 mm (A)
  5. 134 mm menjadi 121 mm (B)
  6. 114 mm menjadi 103 mm (C#)
Pada proses pembuatan kesalahan melubangi selalu saya temui. Tapi saya akhirnya selalu mengakali dengan menutup lubang yang gagal dengan pvc. Dikarenakan bahan pvc mudah dibentuk, jadi saya tidak pernah mengambil bahan baru bila sedang belajar membuat jenis seruling yang mempunyai perbedaan diameter maupun tangga nada. Berikut PVC Tin whistle pertama saya :

PVC 15 mm

kepala whistle. ada bagian yang di kikir miring pada lubang tiupan sebagai pembelah udara.

saluran tiupanya kecil dan melengkung. sumbatnya pake stik drum aja biar kuat.
Pada gambar kepala whistle terlihat ada bagian yang di kikir miring. bagian ini ternyata tidak efektif bila kikiran miringnya di luar karena tidak pas di antara saluran tiup. Karena kikirannya harus melengkung seperti saluran tiupnya akhirnya saya mengakali kikirannya seperti seruling sunda dengan kikiran miring didalam.

kikiran model ini harus di sesuaikan dengan bentuk lengkungan pipa dan saluran lubang itu.

Model kikirannya jadi didalam.

Untuk diameter lubang nada sebenarnya relatif dalam artian tetap bisa ditutup oleh jari secara nyaman dan tidak terlalu besar. Ukuran diameter lubang nada yang biasa saya gunakan minimal 5 mm dan maksimal 9 mm. Ukuran ini setidaknya sesuai untuk yang mempunyai jari - jari tangan kecil maupun besar. jadi tetap manusiawi. Setelah melewati beberapa banyak kesalahan dan proses penyempurnaan secara teknik pembuatan dan penyesuaian, akhirnya.... (JENGJREEEEEENNNGGGGGG....!!!! HAHAHAHHAHA) PVC Tin Whistle buatan SS Flute hihaaaaaaaaa.......






Sisi dekorasi untuk PVC Tin Whistle ini sebenarnya lebih sederhana dengan warna asli PVC biar kelihatan DIY ( Do It Yourself). Tapi biasanya kalau ada pesanan untuk membuat saya pakai cat akrilik dengan campuran warna kuning, coklat muda, putih dan hitam yang menjadi warna coklat tua dengan aksen hitam (coklat tanah) atau Hitam polos. Namun sebelum membubuhkan warna saya terlebih dahulu mengosok PVC dengan kertas gosok yang kasar agar nanti tekstur yang didapat menjadi seperti kayu dengan garis serat. Cat kering lalu di semprot dengan cat semprot transparan, saya paling senang warnanya agak kusam ( kalo beli bilang aja cat semprot Clear Mate atau yang ngedop hahahha).

Begitulah pembaca cerita tentang proses pembuatan Tin Whistle. Hal - hal yang saya temui selama proses belajar membuat pastinya banyak dan tidak semuanya bisa dituliskan disini. Hanya hal yang saya anggap penting seputar pembuatan dan mekanisme teknis saja. Oh ya, bila pembaca ada yang hendak bertanya, belajar membuat dan masih penasaran tentang PVC Tin whistle buatan SS Flute ini bisa menghubungi saya melalui email di biodata atau bila tertarik untuk memesan bisa menghubungi saya via email juga. Sebagai penutup saya berharap pembaca dapat termotivasi dan sedikitnya bertambah wawasan seputar Tin Whistle. Sekian cuap-cuap  dari saya selaku penulis yang beginilah adanya. Semoga Bermanfaat, Semoga Cocok... 


Penulis
Suwarto Suryanto
Stock Project Music
SS PVC Flute Handmade




 



Sabtu, 03 September 2016

Seruling PVC Bangsing

  Tak ada rotan, akar pun jadi…” (Pepatah berkata)


                Salam Kesederhanaan.


SS PVC Flute Bangsing G
          Bagi kebanyakan pemain instrument musik, kerusakan pada alat musik merupakan hal yang menyebalkan sekaligus menakutkan dan bikin kepala pusing. Kerusakan kecil yang mengganggu kenyamanan dan kualitas alat musik bisa bikin ganggu saat sedang latihan atau ketika digunakan untuk penampilan diatas panggung. Begitu juga saya sebagai pemain dan sedang belajar ( waktu itu dan sampai sekarang) alat musik seruling. Seruling pertama saya adalah seruling Bangsing atau bahasa populernya disebut seruling Dangdut berbahan bambu tamiang. Satu set seruling berisi 12 tangga nada tersebut rusak karena kurang baik merawatnya. Kerusakan yang di sebabkan oleh rayap – rayap nakal tukang gerogotin bambu itu sudah bikin 7 dari 12 seruling yang saya punya berlubang dan lapuk dari bagian dalam seruling. Serta mengeluarkan serbuk lembut akibat di gerogotin rayap kecil imut tapi nakal itu.

             Kalau mikir gampang saya pastinya bakal pesan lagi satu set seruling baru dari pengrajin seruling di daerah Cicaheum Bandung. Bapak Toto Suling biasa menerima pesanan seruling berbahan bambu. Tapi dikarekan pendanan buat beli serulingnya kurang, dan ketakutan kalau nanti terjadi lagi kerusakan gara-gara rayap ( karena saya sering lupa bersihin serulingnya, kebiasaan jelek. ) akhirnya dengan dana yang waktu itu cuma modal 20 ribu (yang ternyata cuma cukup untuk menebus 1 batang PVC tipis tipe D berdiameter 2 inch ) saya memulai sebuah projek yang tidak iseng tapi masih coba-coba. Yap!... projek seruling paralon atau pvc pun dimulai dengan peralatan seadanya serta tekad yang lumayan siap (siap salah dan gagal), dan berharap tragedi "seruling di gerogotin rayap" itu tidak akan terulang ( karena menurut penelitian doktor prosesor master spd msg sd card.Jon Harkojo tentang rayap yang enggak suka makanin Paralon).

               Selain hal biaya, juga karena ada salah seorang maestro Seruling PVC (saya sebut seperti itu) yaitu Muhammad Saat Syah (biasa disebut Saat Borneo) yang sudah semenjak tahun 90 an menggunakan bahan PVC sebagai bahan seruling buatannya (yang saya baca dari komentar di Facebook beliau). Nah kan ternyata banyak yang sudah memilih PVC sebagai bahan pengganti bambu dan beliau merupakan salah satunya.

Salah satu seruling yang gagal waktu pertama kali membuat
            Seruling bangsing sebenarnya dalam proses pembuatan cukup mudah. Mudah karena struktur bentuk tidak terlalu rumit. Tapi waktu saya mulai membuat ternyata ada beberapa kesalahan yang fatal hingga akhirnya 7 seruling yang saya buat waktu itu gagal total semuanya. Kegagalan itu karena saya tidak teliti pada beberapa hal seperti:
  •  Ukuran pipa pvc yang tidak saya ukur dengan benar sesuai contoh seruling yang saya punya.
  •   Posisi tiupan pada lubang tiup seruling tidak stabil. 
  •  Dimensi lubang kurang tepat dan bentuknya masih kurang rapi.
  • Nada yang dihasilkan masih belum tepat alias Fals.

 
Dan hal penting juga dari belajar membuat seruling atau alat musik dan semua hal didunia adalah pentingnya peranan guru untuk membimbing di bidang atau hal yang hendak kita pelajari.  Karena Kampus tempat saya belajar hanya ada dosen instrument pilihan Flute barat serta dosen akustik organology yang waktu itu jarang bertemu secara langsung akhirnya sebagai langkah awal saya memilih “guru” dunia maya yaitu disebut Mbah GOOGLE & Ki Youtube. Yah dalam rangka memanfaatkan teknologi dan berfikir serta bekerja secara cerdas ( walau bermodal jaringan Wi-Fi gratis dikampus, tetep mahasiwa terkadang isi dompet suka ceket.).


Perjalanan mencari data secara online nyatanya enggak semudah yang diperkirakan. Banyak yang menulis jurnal dan blog orang Indonesia yang menuliskan cara membuat seruling baik berbahan bambu maupun berbahan PVC. Tapi terbatas hanya pada tangga nada C dan itu pun hampir semuanya sama (saya rasa itu hasil copy paste). Hal itu membuat saya tidak puas. Hingga akhirnya saya menemukan secara tidak sengaja sebuah situs web orang luar negeri yang memuat tentang cara membuat seruling, Itu pun jenis seruling Tin whistle/feadog/penny whistle yang berasal dari Irlandia. Di situs itu dia memuat cara pembuatan seruling itu secara komplit (kebiasaan orang bule adalah sekecil apapun hal yang dipelajari pasti ditulis kedalam bentuk jurnal atau catatan kecil, tapi orang Indonesia juga banyak yang kaya gitu). Dan akhirnya situs cara membuat seruling versi dia dijadikan acuan dasar untuk saya memperbaiki seruling yang saya buat. Situs tersebut bisa pembaca akses di http://www.ggwhistles.com/howto/ .


Dengan acuan dari situs tersebut saya akhirnya kembali membuat seruling dari awal. Pemilihan bahan berdasarkan diameter dan jenis pvc juga akhirnya jadi pertimbangan saya. Tapi data jarak serta diameter lubang yang dicantumkan oleh situs tersebut tetap berbeda pada saat praktek pembuatan. Jarak dan diameter lubang tetap tidak akan sama pada kenyataannya tapi perbedaan tersebut tidak terpaut terlalu jauh. Disini saya berfikir mungkin setiap pembuat akan mempunyai hitungan serta cara rahasia yang tidak bisa dijelaskan dengan media tulisan atau lisan.

Sekitar 2 minggu lebih saya akhirnya merampungkan 12 tangga nada seruling Bangsing. Kesalahan pada proses pembuatan yang kedua ini bisa sedikit diminimalisir dan ketepatan nadanya juga sudah cukup tepat. Lika-liku laki-laki hahahahaha, maksudnya luka-liku pembuatan yang kedua ini lebih ke hal yang lucu, geli dan sedikit "mengenaskan". Mulai dari menyambangi hampir ke 5 TB (tempat menjual peralatan dan bahan bangunan, biasanya di sebut TOKO BANGUNAN)  yang berbeda untuk mencari beberapa ukuran yang berbeda (berbeda merek pvc ternyata berbeda juga diameter dalam ukuran cm walaupun satuan inchinya sama) , ditanya buat apa beli paralon yang semuanya berbeda ukuran (dan dijawab "mau bikin kerajinan tangan buat tugas KTK"), selalu pelan-pelan saat lewat toko bangunan berharap ada ukuran yang tepat. Sampai disebut " Tukang Servis Pipa Paralon untuk Ledeng" oleh teman kampus karena selalu bawa potongan paralon kekampus untuk dibikin seruling (karena waktu proses 12 seruling saya yang pertama, saya selalu bikin dikampus sambil nunggu jam masuk kuliah dan di sela-sela waktu luang dikampus.). Tapi semuanya adalah sebuah hiburan supaya tidak stress gara-gara mikirin seruling. Dan berikut penampakan 12 seruling pertama saya.


12 Seruling dengan 12 tangga nada berbeda. 1 set seruling ini yang akhirnya menjadi acuan dasar serta standar untuk jarak dan diameter pada semua seruling buatan saya.

  Berikut dibawah ini poto seruling pvc bikinan saya bila ada pesanan.


PVC Bangsingnya masih polos belum pake dekorasi.
Lubang tiupnya (embouchure hole) berdiameter 10 mm sampai dengan 12 mm.
Untuk lubang nada berjumlah 6 lubang. Nah lubang di paling ujung bawah itu adalah nada tonalitasnya. tapi ga usah di tutup ama jari, jauh soalnya.


Ini penampakan lubang paling bawahnya.


Setelah 12 buah seruling rampung dibuat kemudian saya membuat makalah tentang proses pembuatan serta video tutorial untuk dijadikan tugas kuliah atas pertimbangan dosen Akustik Organologi Bpk. Asep Nata (beliau juga merupakan pengrajin Karinding towel) yang kebetulan juga mengajar mata kuliah yang waktu itu saya ambil yaitu  Seminar dan Metodelogi penelitian. Dan Pak Asep Nata ini biasanya selalu memberi masukan seputar struktur organologi alat musik. Yah sebagai teman dan guru untuk sharing seputar seruling yang saya buat.


berikut dibawah ini adalah bagian dari makalah saya tentang seruling pvc 
                 A.     Tujuan Pembuatan

Tujuan dari proses pembuatan Seruling Diatonis berbahan PVC ini adalah :

  •  Membuat data proses pembuatan dari pemilihan bahan hingga proses finishing secara lengkap.
  •   Melatih kemampuan dalam segi keterampilan tangan dalam membuat alat musik.
  •   Menghasilkan alat musik yang tahan hama, awet, tidak mudah terpengaruh perubahan suhu serta  memproduksi alat musik dengan kualitas terbaik.
B.     Manfaat dari proses pembuatan
            Manfaat yang didapat dari proses pembuatan ini antara lain :

  •       Dapat dijadikan acuan bagi pengrajin pemula. 
  •    Menciptakan lapangan pekerjaan bagi pengrajin pemula.
  •    Sarana pembelajaran praktek bagi pelajar bahkan mahasiswa.
  •   Alat yang dihasilkan dapat dimainkan untuk komposisi musik.
  •   Dapat dijadikan souvenir.



                  C.     Waktu pelaksanaan pembuatan
      Waktu yang dibutuhkan untuk membuat 12 seruling ini sekitar 2 minggu. Minimal 1 hari seruling. Dengan syarat keterampilan dan konsentrasi yang cukup selama proses pembuatan. Dan proses finishing untuk dekorasi warna membutuhkan 1 minggu tergantung selera desain pengrajin.


BAB III PROSES KARYA
A.     Alat dan Bahan

a.       Peralatan pembuatan
  • ·         Cutter
  • ·         Pisau raut kecil
  • ·         Meteran kain
  • ·         Pensil
  • ·         Gergaji besi 
  • ·         Kayu gagang sapu
  • ·         Besi beton 3 ukuran
  • ·         Kertas amplas halus dan kasar
  • ·         Tuner (direkomendasikan untuk pengrajin pemula menggunakan tuner digital atau aplikasi tuner di smartphone)
  • ·         Kayu kecil sepanjang 60 cm
b.      Bahan seruling
  • 3 buah paralon  (berwarna putih, biasanya untuk saluran air bertekanan rendah) yang masing-masing berdiameter:
  1. PVC  5/8” (1,7 cm ,rekomendasi merek Aqualon).
  2. PVC ½” (2 cm)
  3. PVC  1” (2,2 cm)
  •  sandal jepit untuk sumbat ( rekomendasi merek sandal Swallow dan yang baru)
c.       Dekorasi
          Untuk dekorasi tergantung kepada selera pengrajin. Dekorasi membantu untuk menambah tampilan seruling agar semakin menarik. Pada proses ini  penulis memilih dekorasi yang biasa ada di seruling Bansuri (India Bamboo Flute).

  • ·         Benang hias 3 gulung terdiri dari 2 warna cerah dan 1 warna hitam.


B.     PROSES PEMBUATAN
Pada proses pembuatan seruling yang pertama ini kita akan membuat seruling dengan tangga nada dasar C Mayor. Proses pembuatannya saya buat dalam bentuk video berdurasi 30 menit di situs berbagi video Youtube, berikut link https://www.youtube.com/watch?v=R2ukooTihuk. Dan bila pembaca hendak belajar membuat seruling pvc dan membutuhkan contoh ukuran dan jarak serta diameter pvc yang saya gunakan, pembaca dapat mengirim pesan melalui email saya (alamat email ada di bio saya).

Setelah seruling Bangsing selesai dibuat muncul pertanyaan " Masa warnanya polos aja gitu?", akhirnya saya mulai memikirkan dekorasi untuk setidaknya "memperindah" Seruling PVC saya. Dekorasi yang saya pilih mengacu ke dekorasi khas Bansuri. Sekedar info, Bansuri adalah seruling khas India yang tonalitasnya disebut Raga. pembaca bisa mengakses hal tentang Seruling Bansuri di situs web berikut :
          Menurut perkiraan saya, Bansuri sepertinya adalah asal mula Bangsing. Karena keduanya memiliki kesamaan secara fisik juga ciri khas memainkan nada ( kalo di bahasa Sunda mah cengkok) walaupun penggunaan Scale nada yang berbeda. Dan juga Bangsing biasa dimainkan dalam orkes musik Dangdut dan Dangdut adalah jenis musik campuran yang dari beberapa bangsa di dunia termasuk India (Indonesia kan dulu terkenal sebagai persinggahan para pedagang dan sudagar kaya, juga sebagai salah satu pusat rempah-rempah terbaik dan tempat berdagang yang strategis), maka pengaruh India melalui instrument musiknya yaitu Bansuri dan Tabla (di Indonesia biasa disebut Tam-Tam) memungkinkan masuk ke Indonesia. Tapi saya engga bisa menjelaskan kenapa bisa jadi disebut Bangsing. Mungkin juga nama Bangsing mengacu pada hal-hal yang mengandung kearifan lokal masyarakat Indonesia.

         Sebetulnya kalau segi dekorasi lebih ke persoalan selera. Dan kenapa saya memilih dekorasi Tali agar terlihat sederhana tapi elegan (semoga ekspektasi saya tidak melenceng). Selain itu dekorasi lilitan tali adalah dekorasi paling mudah diterapkan juga tidak memakan biaya.


Berikut poto seruling yang sudah di dekorasi.
Dekorasi tali dan logo. 




     
         Akhirnya sampai di penghujung tulisan blog ini, hahahahahaha. Jadi begitulah cerita pengantar tidur eh cerita tentang pengalaman seputar seruling Bangsing SS Flute buatan saya. Sebenarnya engga semua hal detail bisa saya jelaskan ditulisan. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam kata - kata yang tersusun hingga membuat perasaan pembaca menjadi tersinggung. Bila mana ada pertanyaan, penyataan, atau yang mau berbagi info lain seputar Bangsing boleh kiranya mengomentari di kolom komentar. Sekian dari saya sebagai penulis yang masih latihan menulis blog dan bermain Bangsingnya. Semoga tulisan di blog ini bisa menambah wawasan serta bermanfaat dan membantu pembaca.

Salam Kesederhanaan.
Semoga Cocok

Penulis
Suwarto Suryanto
Stock Project Musik
SS PVC Flute Handmade